Karawang Kota Pangkal Perjuangan

Detik-Detik Proklamasi

Detik-Detik Proklamasi

Monumen Rawagede

Monumen Rawagede

Selasa, 18 Januari 2011

MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM KONTEKS KURIKULUM 2006

Pengertian model

MODEL  = Mills (1989:4) berpendapat bahwa  :
“model   adalah    bentuk   repren-sentasi    akurat,   sebagai  proses aktual yang memungkinkan  seseorang  atau  sekelompok orang mencoba  bertindak   berdasarkan model itu.
Hal itu merupakan interpretasi atas hasil  observasi   dan   pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.
Pengertian  model  pembelajaran, merupakan     landasan   praktik  pembelajaran  hasil     penurunan   teori   psikologi   pendidikan dan  belajar,  yang   dirancang    ber-dasarkan proses  analisis   yang  diarahkan   pada   implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas
Pengertian pendekatan

Pendekatan adalah suatu antar usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi,  relasi  dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif.
Pendekatan   pembelajaran  sebagai proses penyajian isi Pembelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu dengan suatu metode atau beberapa metode pilihan.

Pengertian Strategi

Strategi    pembelajaran     merupakan  pen-dekatan dalam mengelola kegiatan,dengan   mengintregasikan    urutan  kegiatan,  cara mengorganisasikan   materi  pelajaran dan pembelajar,peralatan dan bahan serta  waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran yang telah ditentukan, secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran terkandung pertanya-an  bagaimanakah  cara  menyampaikan  isi pelajaran?. 
Maka komponen operasional strategi pembelajaran  berupa urutan kegiatan, metode,  media pembelajaran dan waktu

Pengertian Metode

Metode  Instruksional     (pembelajaran)  berfungsi  sebagai  cara  dalam   menyajikan   (mengurai-kan, memberi contoh, dan mem-beri latihan) isi pelajaran kepada siswa   untuk   mencapai  tujuan tertentu

Pengertian Gaya

Gaya  adalah   kesanggupan   atau kapasitas seseorang untuk berbuat sesuatu   yang  diekspresikan  baik  secara  implisit  maupun eksplisit.  
Gaya sangat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, yang saling terkait dengan kondisi lingkungan

Pengertian Model pengajaran

Model  mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan  dalam   menyusun  kurikulum,  mengatur materi peserta didik,dan memberi petun-juk  kepada pengajar di kelas dalam set-ting pengajaran atau setting lainnya.

Memilih  suatu  model  mengajar,  harus sesuaikan dengan realitas yang ada dan situasi kelas yang ada, serta pandangan hidup  yang  akan dihasilkan dari proses kerjasama  dilakukan  antara  guru   dan peserta didik.

PERGESERAN MODEL MENGAJAR KE MODEL BELAJAR
NORMAL VERSUS AB NORMAL KE MULTI KECERDASAN
SUBJEK MATER KE KOMPETENSI
KOREKSI TAKSANOMI BLOOM PETER W.AIRASIAN DKK (1999)

MODEL BELAJAR behaviorisme

Good et. al.(1990)menganggap behaviorisme atau tingkah laku ini dapat diperhatikan dan diukur.
Prinsip utama  ialah   faktor rangsangan    (stimulus), Respon (response) serta penguatan (reinforcement).   Model ini  menganggap   faktor  lingkungan  sebagai rangsangan dan  respon peserta didik terhadap rang-sangan itu ialah responsnya.  Pendapat   ini   sejalan dengan pendapat Thorndike yang menyatakan bahwa hubungan  di antara  stimulus dan respon akan diper-kuat apabila responnya positif diberikan reward  yang  positif   dan  tingkah  laku nagatif tidak diberi apa-apa (hukuman).
Menurut Gagne et.al. (1992)   dalam  behaviorisme, terdapat delapan elemen yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran di sekolah, yaitu:

1)      menarik perhatian,
2)      menjelaskan tujuan,  
3)      Merangsang proses “recall”,  
4)      Menyiapkan bahan atau materi yang dapat merangsang /menarik perhatian,
5)      Menyediakan  bimbingan terhadap peserta didik,
6)      Memberi penghargaan terhadap kemajuan peserta didik berdasarkan tugas dan  latihan, 
7)      Menilai kemajuan belajar peserat didik, dan
8)      Mengembangkan pengetahuan dan kepandaian yang telah dimiliki peserta didik.

KARAKTERISTIK

Belajar adalah perubahan tingkah-laku.   Seseorang  dianggap  telah belajar sesuatu bila ia mampu me-nunjukkan perubahan tingkahlaku.
Pada model ini yang terpenting ada-lah masukkan yang berupa stimulus dan keluaran berupa respons. 
Adapun   apa    yang   telah terjadi diantara stimulus  dan respons itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati,yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons

LANGKAH-LANGKAH

Ω      Menentukan tujuan-tujuan Instruksional
Ω      Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk  mengidentifikasikan      "entry beha-vior" peserta didik (pengetahuan   awal peserta didik)
Ω      Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan)
Ω      Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil (sub pokok bahasan, sub topik)
Ω      Menyajikan materi pelajaran
Ω      Memberikan stimulus yang mungkin berupa : pertanyaan (lisan/tertulis)  tes, latihan dan tugas
Ω      Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan
Ω      Memberikan penguatan positip atau negatif

MODEL BELAJAR COGNITIVISME

Belajar sebagai suatu rangkaian pase, menggunakan step-step kognitif: pengkodean (cooding), penyimpanan (storing), perolehan kembali (retrieving), dan pemindahan informasi (transferring information).

suatu tugas dapat dipelajari dengan baik urutan yang spesifik pada sembilan peristiwa, yaitu:
 1) memperoleh perhatian (gaining attention),
 2) informasi peserta didik pada tujuan (informing the learner of the objective),
 3) prasyarat daya ingat  sebagai prasyarat belajar (stimulating recall of prerequisite learning),
 4) menyajikan materi baru (presenting new material),
 5) menyediakan bimbingan belajar (providing learning guidance),
 6) menyatakan capaian (eleciting performance),
 7) menyatakan umpan balik sebagai ketepatan (providing feedback about correctness),
 8) menaksir capaian (assessing performance), dan
 9) penambahan ingatan dan daya ingat (echancing retention and recall).

COGNITIVISME

Model  pemrosesan pengetahuan ini dengan menyatakan, bahwa pengetahuan yang diterima itu akan terlebih dahulu disimpan pada pendaftar sensor. Pengetahuan yang baru diterima akan dibandingkan dengan Kognitif yang telah dulu ada. Pengetahuan yang telah ada tersebut dapat diperbaiki, ditambah, disesuaikan dan digabungkan dengan pengetahuan yang baru.  Selanjutnya, pengetahuan tersebut dipindahkan sebagai ingatan jangka pendek dan  jika pengetahuan itu dianggap penting,  akan dipindahkan  kepada ingatan jangka panjang.
KARAKTERISTIK

Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu  berbentuk per-ubahan tingkahlaku  yang bisa  diamati.

Setiap orang  telah mempunyai   peng-alaman dan penge-tahuan    di  dalam dirinya
Robins (1993:135), persepsi merupakan: Suatu   proses di-mana individu mengorganisasi-kan dan memaknakan kesan sensorinya untuk memberi arti pada lingkungannya.

Tingkah laku seseorang akan     didasarkan  pada kenyataan menurut persepsinya sendiri bukan ber-dasarkan kenyataan yang sebenarnya.

Gilmer (1975 : 255) mengartikan persepsi sebagai :
persepsi merupakan proses pengorganisasian informasi dari lingkungan da-lam tingkah laku yang berarti dan teratur.

PENGERTIAN PERSEPSI

Morgan (1986 : 132) mendefinisikan persepsi sebagai :
persepsi didefinisikan sebagai apa yang dialami oleh individu. Persepsi yang merupakan pengalaman kita tentang dunia, timbul dari masukan sensory dan bagaimana cara kita untuk mengolah informasi sensory ini.

Atkinson et.al (1991) persepsi merupakan : Proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.

Udai Pareek (1996: 13) mendefinisikan persepsi sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsang panca indera atau data.
Morgan (1986 : 132) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi individu adalah :
Û    Perceptual learning yaitu peningkatan dakam kemampuan untuk mengambil inti (ecxtract) informasi dari lingkungan sebagai hasil dari pengalaman atau latihan dengan rangsang yang datang dari lingkungan.

Û    Harapan atau set yang dimiliki individu merujuk pada ide bahwa individu dapat mempunyai kesiapan dalam menerima masukan sensory tertentu. Harapan atau set ini berbeda pada tiap individu dan merupakan faktor yang berpengaruh diam penyeleksian masukan sensory untuk memilih rangsang mana yang menjadi fokus perhatian dan dalam mengorganisasikan rangsang tersebut. Misalnya, seseorang yang sedang mengharapkan ateu menantikan telepon dari orang yang penting, maka dia akan mendengaar bunyi telepon di malam hari yang tidak didengar oleh orang lain.

Û    Motif atau kebutuhan. Perbedaan motif dan kebutuhan pada setiap individu akan mempengaruhi persepsi, dengan kata lain individu dapat memperhatiakan dan mengorganisasikan masukan sensory yang sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki individu. Misalnya, individu yang lapar atau haus akan memperhatikan kejadian-kejadian di lingkungan yang akan memuaskan kebutuhannya.

Û    Karakteristik individual dari tipe perceptual-cognitive (The individual characteristic perceptual cognitive style) yaitu perbedaan dalam cara mengolah informasi yang menjadi karakteristik
Û     
KARAKTERISTIK BRUNER

Model ini sangat membebaskan peserta didik untuk belajar sendiri.
Model  ini   meng-arahkan    peserta didik  untuk belajar  secara  discovery learning.

LANGKAH-LANGKAH

q  Menentukan tujuan-tujuan instruksional
q  Memilih materi pelajaran
q  Menentukan topik-topik yang akan dipelajari peserta didik
q  Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi dsbnya., yang dapat digunakan peserta    didik untuk bahan belajar
q  Mengatur topik peserta didik  dari konsep yang paling kongkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke kompleks
q  Mengevaluasi proses

COGNITIVISME BERMAKNA (ASUBEL)

Dalam aplikasinya menuntut peserta didik belajar secara deduktif (dari umum ke khusus) dan lebih mementingkan aspek struktur kognitif peserta didik
v  Menentukan tujuan-tujuan instruksional
v  Mengukur kesiapan peserta didik (minat, kemampuan, struktur kognitif)baik melalui tes awal, interviw, pertanyaan dll.
v  Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep-konsep kunci
v  Mengidentifikasikan prinsip-prinsip yang harus dikuasai peserta didik dari materi tsb.
v  Menyajikan suatu pandangan secara menyelurh tentang apa yang harus dikuasai pesertadidik.
v  Membuat dan menggunakan "advanced organizer" paling tidak dengan cara membuat  rangkuman terhadap materi yang baru disajikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaiatan) materi yang sudah diberikan dengan yang akan diberikan.
v  Mengajar peserta didik untuk memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep yang ada
v  Mengevaluasi proses dan hasil belajar

MODEL BELAJAR CONTRUCTIVISME

Konstruktivisime  merupakan   proses    Pembelajaran  yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Unsur-unsur   konstruktivisme telah lama dipraktekkan dalam proses belajar  dan   Pembelajaran baik  di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun universitas, meskipun belum jelas terlihat.
Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta   memindahkan   pengetahuan  kepada   peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera   didik  harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan    pengalamannya    masing-masing. Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta   didik itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk peserta didik. Pola pem-binaan ilmu   pengetahuan di sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan   oleh  peserta didik sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan. Fikiran peserta didik tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang terasing dalam lingkungan sekitar.    Realita yang diketahui peserta didik adalah realita yang dia bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap  lingkungan mereka.

PENERAPAN MODEL BELAJAR CONTRUCTIVISME

Pengetahuan yang dibentuk melalui pengalaman 
Pembelajaran adalah intepretasi seseorang terhadap lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran merupakan satu proses aktif yang dibina dari pengalaman seseorang
Konsep terhadap sesuatu pengalaman dibina dari penyatuan beberapa perspektif secara kolaboratif   (konstruktivism kognitif dan  konstruktivism sosial)
Pembelajaran dibina didalam situasi nyata.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa:
1)      murid tidak hanya dibekali dengan fakta-fakta, melainkan diarahkan pada kemampuan penguasaan dalam proses berfikir dan berkomunikasi,
2)      Guru hanya merupakan salah satu sumber pengetahuan, bukan orang yang tahu segala-galanya. Jadi guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing belajar peserta didik.
3)      sebagai implikasinya, dalam penilaian pun harus mencakup cara-cara penyelesaian masalah dengan berpatokan pada aturan yang berlaku. Teknik-teknik tersebut dapat berbentuk peta konsep, diagram ven, portopolio, uji kompetensi, dan ujian komprehensip.

COSTRUCTIVISME PIAGIET

Pembelajaran konstruktivisme berdasarkan  pemahaman Piaget, beranggapan bahwa:
1)      gambaran mental seseorang  dihasilkan  pada saat berinteraksi dengan lingkungannya,
2)      pengetahuan yang diterima oleh seseorang merupakan proses pembinaan diri dan pemaknaan, bukan internalisasi makna dari luar.
COSTRUCTIVISME PERSONAL

Pembelajaran menurut konstruktivisme personal, memiliki beberapa anggapan (postulat), yaitu:

   1)   Set mental (idea) yang dimiliki peserta didik mempengaruhi panca indera dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap proses pembentukan pengetahuan,
   2)   Input yang diterima peserta didik tidak memiliki makna yang tetap,
   3)   peserta didik menyimpan input yang diterima tersebut ke dalam memorinya,
   4)   input yang tersimpan dalam memori tersebut dapat digunakan lagi  untuk menguji input lain yang baru diterima,
   5)   peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap apa yang menjadi keputusannya.

COSTRUCTIVISME SOSIAL

Konstruktivisme sosial beranggapan bahwa pengetahuan yang dibentuk oleh peserta didik, merupakan hasil interaksinya dengan lingkungan sosial disekitarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa:
   1)   pengetahuan dibina oleh manusia,
   2)   pembinaan pengetahuan bersifat sosial dan personal,
   3)   pembina pengetahuan personal adalah perantara soial dan pembina pengetahuan sosial adalah perantara personal,
   4)   pembinaan pengetahuan sosial merupakan hasil interaksi sosial, dan
   5)   interaksi sosial dengan yang lain adalah sebagian dari personal, pembinaan sosial, dan pembinaan pengetahuan bawaan.

COSTRUCTIVISME RADIKAL

Konstruktivisme radikal dikembangkan oleh von Glaserfeld (1984), yang beranggapan bahwa:
1)      kebenaran tidak diketahuai secara  mutlak,
2)      pengetahuan saintifik hanya dapat diketahui dengan menggunakan instrumen yang tepat,
3)      konsep yang terjadi adalah hasil yang diperoleh individu setelah melakukan ujicoba untuk menggambarkan pengalaman subjektif,
4)      konsep akan berkembang dalam upaya penggambaran fungsi efektif tentang pengalaman subjektif.

COSTRUCTIVISME

Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, jika peserta didik tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya.

Pada akhir proses Pembelajaran, peserta didik memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.

Untuk memutuskan (menilai) keputusan-nya, peserta didik harus bekerja sama dengan peserta didik yang lain.

Guru harus mengakui bahwa peserta didik membentuk dan menstruktur pengetahuannya berdasarkan modalitas belajar yang dimilikinya, seperti bahasa, matematika, musik dan lain-lain

KESIMPULAN CONTRUCTIVISME


BEHAVIORISME
KOGNITIVSME
CONTRUCTIVISME
Bagaimana Belajar dideskripsikan?
Suatu perubahan dalam kemungkinan perilaku tertentu  yang terjadi di  dalam situasi tertentu
Perubahan pengetahuan yang tersimpan dalam memori
Perubahan dalam tujuan konstruksi dari pengalaman
Bagaimana proses belajar dipandang?
Suatu anteseden, dari perilaku terdahulu yang diikuti oleh beberapa konsekwensi
Memori melibatkan tiga proses: perhatian, pengkodean, dan perolehan kembali
Saling berpengaruh antar pengetahuan yang  ada pada siswa, konteks sosial, dan masalah untuk dipecahkan

KESIMPULAN CONTRUCTIVISME

Apa yang dilakukan guru dalam proses?
Menyusun ketidaktentuan dan menyajikannya pada para siswa
Membantu dan mendukung proses kognitif yang mendukung memori
Melengkapi peserta didik dengan situasi kolaborasi
Baaimana guru mengelola proses?
Menentukan tujuan Pembelajaran sebagai perilaku peserta didik
menggunakan isyarat untuk membantu peserta didik terhjadap perilaku yang dinginkanmenggunakan konsekuensi terhadap penguatan perilaku yang dinginkan
Mengorganisai informasi baru

Mengkaitkan iinformasi baru dengan pengetahuan yang telah ada

Menggunakan teknik untuk membantu dan mendukung terhadap perhatian, peng-kodean, dan perolehan kembali peserta didik
melengkapi peserta didik dengan “Masalah yang baik” yang akan dijadikan investigasi (penyelidikan)
menciptakan aktivitas kelompok belajarmodel dan bantuan proses pembentukan pengetahuan




  1. Batang atau otak reptilia
Fungsi motor sensorik
Kelangsungan hidup
Hadapi atau lari
  1.  Sistem limbik atau otak mamalia
Perasaan/emosi
Memori
Bioritmik
Sistem kekebalan
  1.  Neokorteks atau otak berpikir
Berpikir intelektual
Penalaran
Perilaku waras
Bahasa
Kecerdasan yang lebih tinggi
Optimalkan melalui pembelajaran yang menyenangkan